Oleh:
Drs. Marjuki, M.Pd.
Widyaiswara LPMP Jawa Timur
Ketua IGI Wilayah Jawa Timur
Tingkatkan semangat kerja di bulan Ramadhan yg penuh berkah ini.
Sekalipun lapar dan haus karena hatinya senang, puasa menjadi ringan. Perasaan
senang membuat energi kita berlipat. Sambil menikmati perjalanan jauh dari
Wonosobo ke Tegal tidak terasa capek dan letih. Pagi hari sudah menikmati udara
segar di Candi Arjuno Dieng.
Selain udaranya segar, bebas polusi,
cahaya matahari mampu menghangatkan kulit. Ini suatu keberkahan biasanya dingin
dan awan berkabut. Alhamdulillah hangat dan angin gunung yg semilir. Rasanya
betah di sana
Berdasarkan catatan sejarah, Kompleks
Candi Arjuna merupakan candi tertua di tanah Jawa. Diperkirakan kompleks candi
ini dibangun pada awal abad ke-9 Masehi. Hal ini diperkuat dengan bukti
penemuan sebuah prasasti dengan aksara jawa kuno pada sekitar tahun 731 Caka
(tahun 809 masehi) dan menjadi prasasti tertua yang disimpan di Galeri Museum
Nasional, Jakarta.
Tidak sulit untuk
menemukan lokasi kompleks Candi Arjuna yang secara geografis berada di dekat
garis perbatasan wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah. Papan nama penujuk jalan menuju Kompleks Candi Arjuna banyak terlihat
di setiap sisi jalan di kawasan dataran tinggi Dieng untuk memandu para
wisatawan yang hendak berkunjung ke kompleks candi peninggalan era Dinasti
Sanjaya ini.
Puas di candi Arjuno, langsung
bergegas ke Kawah Dieng atau dikenal dgn nama Kawah Sikidang. Kawah
Sikidang juga tinggi akan kandungan sulfur atau belerang serta zat beracun
lainnya. Oleh sebab itu bau gas yang keluar sangat menyengat dan beracun. Untuk
itu itu, jika berwisata ke Kawah Sikidang, disarankan untuk memakai masker atau
penutup mulut lainnya, disamping itu harus mematuhi rambu-rambu yang tertera di
dekat kawah yang melarang pengunjung untuk menyalakan api atau membuang puntung
rokok ke dalam kawah. Api yang mengenai zat-zat dari gunung berapi bisa memicu
ledakan dan kebakaran.
Sekalipun bahu belerang
menyengat tidak menghalangi pengunjung mendekat. Tiap hari ramai dikunjungi
oleh wisatawan terutama hari Sabtu, Minggu dan hari2 libur Nasional. Selain
menjadi tempat wisata juga menjadi mata pencaharian masyarakat sekitarnya.
Setiap hari mobil lalu lalang mengangkut belerang padat.
Secara ekonomi masyarakat
sekitar terdongkrak oleh aktivitas kawah Sikadang Dieng. Subhanallah ini
karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada masyarakat Dieng dan sekitarnya.
Semoga tambah besar rasa syukurnya. Aamiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar