Halaman

Jumat, 01 Juni 2018

PUASA TETAP SEMANGAT WONOSOBO-TEGAL

Oleh:
Drs. Marjuki, M.Pd.
Widyaiswara LPMP Jawa Timur
Ketua IGI Wilayah Jawa Timur

Tingkatkan semangat kerja di bulan Ramadhan yg penuh berkah ini. Sekalipun lapar dan haus karena hatinya senang, puasa menjadi ringan. Perasaan senang membuat energi kita berlipat. Sambil menikmati perjalanan jauh dari Wonosobo ke Tegal tidak terasa capek dan letih. Pagi hari sudah menikmati udara segar di Candi Arjuno Dieng.

Selain udaranya segar, bebas polusi, cahaya matahari mampu menghangatkan kulit. Ini suatu keberkahan biasanya dingin dan awan berkabut. Alhamdulillah hangat dan angin gunung yg semilir. Rasanya betah di sana
Berdasarkan catatan sejarah, Kompleks Candi Arjuna merupakan candi tertua di tanah Jawa. Diperkirakan kompleks candi ini dibangun pada awal abad ke-9 Masehi. Hal ini diperkuat dengan bukti penemuan sebuah prasasti dengan aksara jawa kuno pada sekitar tahun 731 Caka (tahun 809 masehi) dan menjadi prasasti tertua yang disimpan di Galeri Museum Nasional, Jakarta.

Tidak sulit untuk menemukan lokasi kompleks Candi Arjuna yang secara geografis berada di dekat garis perbatasan wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Papan nama penujuk jalan menuju Kompleks Candi Arjuna banyak terlihat di setiap sisi jalan di kawasan dataran tinggi Dieng untuk memandu para wisatawan yang hendak berkunjung ke kompleks candi peninggalan era Dinasti Sanjaya ini.

Puas di candi Arjuno, langsung bergegas ke Kawah Dieng atau dikenal dgn nama Kawah Sikidang. Kawah Sikidang juga tinggi akan kandungan sulfur atau belerang serta zat beracun lainnya. Oleh sebab itu bau gas yang keluar sangat menyengat dan beracun. Untuk itu itu, jika berwisata ke Kawah Sikidang, disarankan untuk memakai masker atau penutup mulut lainnya, disamping itu harus mematuhi rambu-rambu yang tertera di dekat kawah yang melarang pengunjung untuk menyalakan api atau membuang puntung rokok ke dalam kawah. Api yang mengenai zat-zat dari gunung berapi bisa memicu ledakan dan kebakaran.

Sekalipun bahu belerang menyengat tidak menghalangi pengunjung mendekat. Tiap hari ramai dikunjungi oleh wisatawan terutama hari Sabtu, Minggu dan hari2 libur Nasional. Selain menjadi tempat wisata juga menjadi mata pencaharian masyarakat sekitarnya. Setiap hari mobil lalu lalang mengangkut belerang padat.

Secara ekonomi masyarakat sekitar terdongkrak oleh aktivitas kawah Sikadang Dieng. Subhanallah ini karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada masyarakat Dieng dan sekitarnya. Semoga tambah besar rasa syukurnya. Aamiiin.


Tidak ada komentar: